Bangun Tengah Malam demi Sang Idola (sebuah memorial)

dedicate to:
My 'deskmate' when i was in the first year in Senior high school
-Diyah Wahyu Arikawati-


Setiap orang memiliki hobi yang berbeda – beda.Mulai dari hobi yang unik,menjijikan,ekstrim,bahkan gila – gilaan mereka lakukan demi kepuasan batin.

Diyah Wahyu Arikawati (16) adalah seorang siswi SMA favorit di Ponorogo.Belakangan ini, ia gentar melakoni hobi barunya yang jarang sekali dilakukan oleh perempuan – perempuan lain seusianya.Hobi barunya itu adalah menonton sepak bola.
Pada umumnya, para penyuka sepak bola adalah kaum laki – laki.Namun tidak dengan perempuan yang biasa di panggil Ricka ini.Ia mulai menyukai sepak bola baru sejak event “WORLD CUP 2006” di Jerman lalu.Ketika itu,kakaknya yang penggila bola menyaksikan pertandingan sepak bola di rumahnya hingga larut malam.Ia pun penasaran dan mencoba ikut – ikutan menyaksikan sepak bola.Sejak itulah ia tertarik dengan sepak bola.Menurutnya, banyak hal yang menarik dari sepak bola, terutama karena pemainnya yang tampan – tampan dan mempunyai penampilan fisik yang OK.
Gadis yang baru berulang tahun pada tanggal 30 Januari lalu ini adalah pendukung club Chelsea dan Valencia yang mengidolakan David Villa (Valencia), Kevin Doyle (Reading), dan Morten Gamst Pedersen (Blackburn Rovers).”Aku suka banget sama Villa, karena selain menjadi striker dan mempunyai skill bagus dalam mengolah bola dia juga sangat tampan” ungkap Siswi SMA Negeri 2 ini dengan semangat.Sebagai maniak bola, tentunya Ricka juga haus akan informasi tentang dunia bola.Untuk mendapatkan informasi mengenai para idolanya serta jadwal pertandingan yang akan berlangsung, ia sering membeli tabloid olahraga di agen –agen koran di sekitar tempat tinggalnya.
Pertandingan sepak bola yang biasanya disiarkan pada malam hari bahkan dini hari nyaris tak pernah ia lewatkan.Jika pada malam hari ada pertandingan, sudah sejak siang ia mempersiapkannya.Apalagi jika club favoritnya tampil,biasanya cewek berkaca mata ini tidur dahulu beberapa jam, baru setelah itu jika pertandingannya sudah dimulai maka ia segera bangun untuk menyaksikannya.Anehnya, kalau sampai ada pertandingan yang terlewatkan, ia pasti akan kecewa sekali dan menyalahkan jam di HPnya kenapa tidak berfungsi dengan baik, terlebih lagi jika itu club kesayangannya.”Aku tuh sebel banget kalau sampai aku nggak bias nonton club kesayanganku tanding, dan itu hanya disebabkan karena wekerku nggak berfungsi dengan baik, huh rasanya pengen komplain aja ke stasiun TVnya biar pertandingannya diputar ulang”. tutur cewek yang hobi nonton film horror padahal sifat aslinya penakut.
Sebagai pelajar, ia di tuntut untuk bangun pagi.Padahal malam harinya ia bergadang demi menyaksikan Sang Idola bertanding.Tapi itu tidak membuat aktivitasnya di pagi hari terganggu meski ia sering kurang tidur.Tak jarang orang tuanya protes keras karena kebiasaan putrid semata wayangnya itu.Namun Ricka tetap tidak bisa menghentikan hobinya.Dan apa boleh buat, orang tuanya pun memperbolehkan dengan syarat hal itu tidak mengganggu aktivitas serta kesehatannya.



Penulis : Kusumastuti Dian Pratiwi
Narasumber : Diyah Wahyu Arikawati



Ponorogo, 9 Maret 2006

Kilas Balik sebuah Prolog

“Aghi....” gadis kecil berponi itu telah berdiri selama kurang lebih 15 menit di pinggir pintu samping sebuah rumah mungil yang dihuni oleh keluarga kecil pak hamdhan. Setiap kurang lebih 3 menit, dia memanggil seorang anak seusianya yang tengah terpaku memandangi televisi di depannnya tanpa ekspresi. Dan tentunya tanpa memperdulikan suara lembut yang memanggilnya berulang kali sedari tadi.
“Aghi....” Ini kali ke-enam si gadis kecil memanggil.
Si anak laki-laki pun akhirnya menoleh kearah suara yang memanggilnya. Ditatapnya mata si gadis kecil itu lekat-lekat. Matanya tajam menatap. Si gadis kecil tercekat melihat tatapan si anak laki-laki, seakan-akan tahu bahwa mata itu mengisyaratkan sesuatu yang kurang berkenan.
“Maaf....” Buru-buru si gadis kecil mengucap maaf kepada si anak laki-laki kemudian berlari pergi, menghilang dari hadapan si anak laki-laki.
Gadis kecil itu berlari kecil keluar dari halaman rumah mungil keluarga pak hamdan, menyeberangi jalan menuju rumah di seberangnya, melihat ibunya sedang berada di teras, dia segera menghambur ke pelukan sang ibu dan terisak.
“Ibuuuuu....” Dia menjerit kecil di pelukan ibunya, air matanya telah mengucur.
“Ada apa sayang?” Tanya sang ibu khawatir.
“Bu, kenapa Aghi ndak mau bicara sama Radh? Aghi marah ya sama Radh?” Si kecil memulai sesi curhatnya pada sang ibu.
“Kok Radh bicara gitu? Kenapa?”
“Tadi Radh ke rumah Aghi, tapi Radh panggil-panggil Aghi diam saja, Aghi ndak mau jawab.”
“Lalu, kenapa Radh menangis?”
Radhiya menggeleng. Terisak di pelukan sang ibu. Ibunya memeluk Radhiya erat.

KEJUTAN

Udah sekitar lima menit pantatku nempel di jok depan Toyota Yaris kebanggaan Ayah buat nunggu salah satu makhluk berusia 13 tahun penghuni istana kebanggaan keluarga kami. Aku nunggu Dea, adikku satu-satunya yang super duper very lelet banget. Nggak tahu deh, Bunda dulu ngidam apa sampai-sampai bisa lahir bocah kayak Dea yang bikin Aku suka jengkel karena ulahnya. Dan pagi ini Dea bukan aja berhasil membuyarkan harapan-harapanku tapi juga Ayah. Lima menit lebih Aku dan Ayah duduk manis di jok depan mobil kemuliaan keluarga kami cuma gara-gara nungguin Dea. Ugh! Nyebelin banget nggaak sih?
Daripada Aku bikin dosa pagi-pagi gini gara-gara ngomel nggak jelas gara-gara kesel nungguin Miss Lelet, Aku menyibukan diri dengan senam jempol pagi-pagi alias sms-an. Swear! Baru sekitar satu jam Aku membuka mata dari dunia mimpi, Aku udah ngirim berpuluh-puluh sms, dan cuma tertuju ke satu orang, Aghi. Dia sohib kentalku, kentel banget lho. Bayangin aja, kita udah sobatan sejak TK bahkan mungkin dari orok Kita udah bareng. Dan sampai sekarang -kelas XI- persahabatan Kita masih langgeng. Sebenernya, bosen juga sih tiap hari ketemu Dia, bertatap dengan Aghi yang dari hari ke hari gitu… terus, nggak ada menariknya, bukannya tambah cakep, ancur iya. Gimana nggak bosen? Dari kelas TK sampai sekarang Aku selalu satu sekolahan sama Dia, bahkan nggak jarang Kami sekelas. Capek!
Tapi Aku akuin Aghi emang sohib terbaikku. He’s a good friend. Dan pagi ini, topik sma Kami beda dari biasanya. Nggak lagi soal PR dan tetek bengeknya. Tapi soal cewek. Yups! Aghi lagi kasmaran sama temen sekelasku waktu kelas X dulu, Syifa. Pokoknya sms Kami pagi ini seru deh.
“Ke, coba panggil Dea! Kok lama banget kenapa sih?” Kalau Ayah udah nyuruh Aku panggil si Miss Lelet, itu artinya Dea udah bener-bener kelewatan leletnya. Buktinya, Ayah yang pualing sabar seantero jagad raya ini -menurutku- udah nanyain si Dea. Ck…ck…ck….
“Dea…!Buruan donk… !” Teriakku sekencengnya manggil Miss Lelet sambil mendongakkan kepala keluar jendela. Kembali mataku tertuju pada Sam -panggilan sayang buat HPku, kependekan dari Samsung- (norak nggak seeh?) dan jempolku dengan lemah gemulai terus memencet keypad Sam. Ayah geleng kepala melihatku.
“Panggil donk ke dalam, kalau teriak gitu Ayah juga bisa.” Ayah menanggapi tindakanku barusan.
“Kelamaan, Yah. Ribet.”
“Tambah lama lagi kalau cuma Kamu teriakkin gitu.”
Aku terhenyak dari duduk, tanganku menghampiri klakson, kubunyikan keras-keras, Ayah menggeleng lagi.
“Gini kan beres, Yah.” Kataku cengar-cengir kegirangan.
Yes! Berhasil, dengan tergopoh-gopoh akhirnya Dea keluar dari istana menuju gerbang, dan so pasti ada Bunda yang mengiringi di belakangnya.
“Nggak sabaran banget sih?! Baru juga jam segini” Sungut Dea sambil masuk ke mobil. Kayaknya sih dongkol banget.
“Jam Lo kemasukan air ya, De? Liat tuh!” Kataku sambil nunjuk jam yang ada di dashbor, 06:25.
Dea bener-bener kelewatan! harusnya jam 06:15 tadi nih mobil udah keluar dari gerbang istana kebanggaan, tapi gara-gara nih bocah satu, jadi deh molor 10 menit. Dan yang pasti Aku juga kehilangan waktu sekitar itu untuk nongkrong dulu di deket halaman parkir buat nyapa sohib-sohibku paling awal (kurang kerjaan banget ya Gue?).
Yah, begitulah kehidupan pagiku, serba tak terduga. Apalagi pagi ini, bener-bener mengejutkan. Dea telat. Dea diam seribu bahasa setelah tahu Ia telat 10 menit masuk ke mobil, nyadar kali tuh anak. Aku sih fun-fun aja meski agak sebel juga, kan ada Sam yang setia di genggamanku, dan nggak pernah protes gimana pun suasana hatiku.
“sms sama siapa sih, Ke? Ayah lihat dari bangun tidur, Kamu nggak ada behentinya smsan.” Tanya Ayah memecah keheningan sepanjang perjalanan.
“Sama pacarnya tuh, Yah.Si Aghi.” Celetuk Dea. Akhirnya buka mulut juga tuh bocah.
“Dea! Nggak usah komentar deh! Ember banget ya jadi bocah!” Yeah,kata-kata sengit ternyata bisa keluar juga dari mulutku. Habis Dea sih…ngeselin banget.
“Jangan didengerin, Yah. Ayah tahu kan siapa Aghi?” Aku membuat pembelaan.
“Jangan percaya, Yah! Diem-diem Mba Keke udah pacaran lho Yah sama Aghi.” Dea nggak nyerah buat cari masalah sama Aku.
“Udah deh, De. Lo mau bibir Lo dower sampe sekolah ntar?” Ancamku, males banget deh…pagi-pagi gini udah berantem.
Ayah hanya tersenyum melihat aksi kedua aset penting keluarganya itu. Dea terus ngomel nggak berhenti, Aku nggak meladeninya. Sam bergetar. Sms terakhir dari Aghi.

‘K,uda dlu ya?Gw mo brangkt.
Wktu Gw kyaknya uda abis.
Jgn brntem mlu ma Dea’

‘OK ! C U = )’ Balasku kemudian.
Aghi… tahu aja kalau tiap pagi Aku mesti perang dunia sama Dea dulu.
06:45 Aku sampai di sekolah. Ada perasaan senang, nggak tahu kenapa. Rasanya Aku pengen cepet-cepet ketemu Aghi deh, kenapa ya? Apa dia udah dateng?. Ku tengok ujung halaman parkir, di bawah pohon mangga tepatnya. Mio warna biru kesayangannya belum ada, berarti Dia belum datang. Pohon mangga di ujung halaman parkir di sudut sekolah itu emang tempat parkir favorit Aghi buat si Mimi, panggilan sayang buat skuter maticnya.
Udah jam segini,nggak lama lagi bel bunyi, waktunya masuk kelas. Yah… gara-gara Dea nih, nggak ada waktu buat ngeceng (halah). Aku pun meluncur menuju kelas tercinta yang ada di lantai dua. Tiba-tiba dengan tergopoh-gopoh seorang cowok bertubuh jangkung hitam manis menghampiriku.Itu Andis,teman sekelas Aghi.
“Ke… gawat Ke!” Katanya dengan napas tersengal-sengal, ingin mengabarkan sesuatu. Tapi Aku masih belum mengerti maksud perkataannya.
“Lo kenapa, Ndis? Apanya yang gawat?” Tanyaku tenang. Gimana nggak tenang? Orang Aku belum tahu apa-apa kok, ngapain mesti ribet?
“Anu…Ke, e…itu, e…si Aghi, Ke” Andis gagap.
“Aghi? Kenapa sama Dia?” Aku masih tenang, sama sekali nggak mikir apa-apa, nggak panik atau cemas meski Andis udah pasang muka serem, takut, bingung etc lah.
“Aa… Aghi...”
“Iya, kenapa sama Aghi?”
“Aghi kecelakaan! ”Deg! hatiku seperti terhantam batu berton-ton beratnya setelah mendengar apa yang dikatakan Andis barusan, Aku bnggak percaya.
“Nggak mungkin, barusan Dia masih smsan sama Gue.” Aku belum percaya.
“Semua yang Lo denger ini bener, Ke. Dia ditabrak Bus di deket halte depan sana, barusan Gue dikasih tahu sama satpam. Dan parahnya lagi, Aghi… buru-buru menghadap Yang Di Atas duluan. Aghi meninggal di tempat, Ke”
Apa?!!? Benar semua ini? Aku kacau, Aku lemas tak berdaya, Aku benar-benar nggak nyangka akan hal ini, tak peduli apa yang ada di sekelilingku, Aku pun menjerit histeris memanggil Aghi, air mata meleleh dan mengalir deras di pipiku. Tiba-tiba, Aku merasa sangat pusing, lemas dan pandanganku mulai kabur, kemudian gelap.
Begitu Maha Besar Allah jika Dia telah berkehendak, senyum ceria bisa berubah menjadi tangis kesakitan hanya dalam hitungan detik.(*)

Tangis dan Wanita

Menangis,adalah suatu fenomena yang tak bisa terpisahkan dari kehidupan. Sebenarnya,apa itu menangis? Menangis berasal dari kata dasar tangis,yang dalam kamus berarti ungkapan rasa sedih yang tampak pada muka yang murung disertai cucuran air mata,dengan iringan suara atau tanpa suara. Dan menangis berarti mencucurkan air mata karena sedih atau gembira.
Proses menangis lebih rumit dibanding tertawa. Menangis sudah pasti mengeluarkan air mata,dan air mata bisa dibagikan menjadi tiga jenis. Pertama,air mata basal yang berfungsi melembapkan mata. Kedua,air mata refleks yang dihasilkan apabila mata mengalami peradangan,seperti ketika mengupas bawang. Yang terakhir,air mata emosi yang dihasilkan apabila badan bertindak balas terhadap perubahan emosi. Saintis mendapati paras logam mangan dan hormon prolaktin lebih tinggi pada air mata emosi. Apabila Kita menangis,dua bahan ini diambil dari badan dan dikeluarkan melalui air mata. Ia membantu meredakan perasaan,ini sebabnya kita merasa lebih tenang selepas menangis.
Seperti kenyataan yang Kita lihat,Wanita lebih seing dan lebih mudah menangis disbanding Pria.Kenapa bisa begitu? Karena Wanita adalah keistimewaan. Ketika Tuhan menciptakan seorang Wanita, Ia diharuskan menjadi seorang yang istimewa. Tuhan membuat bahu Wanita cukup kuat untuk menopang dunia, namun cukup lembut untuk memberikan kenyamanan.Tuhan memberikan kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah. Tuhan memberikan kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Dan akhirnya Tuhan memberinya air mata untuk diteteskan, ini khusus miliknya untuk digunakan kapanpun ia butuhkan.
Bagi Wanita, menangis dianggap perkara biasa. Tapi bagi Pria, ada yang menganggap hal itu sebagai tanda kelemahan. Tapi tahukah Anda? Kecantikan seorang Wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakanny, sosok yang Ia tampilkan, atau bagaimana Ia menyisir rambutnya.Kecantikan Wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada. Jadi sebenarnya menangis bukan perkara memalukan atau lambang kelemahan. Individu yang tidak menangis, terutama apabila mengalami tragedi seperti kematian atau putus cinta, sebenarnya lebih menderita secara fisikal karena tidak dapat meluapkan keperihan yang dialami melalui tangisan. Jadi jika Anda sedih, tiada salahnya untuk menangis. Karena menangis adalah suatu proses untuk menentramkan semua pikiran dan perasaan.

TANPA DIALOG

Entah apa yang mendorongku untuk menulis semua ini, menulis tentang seseorang, orang yang asing bagiku, maksudku asing dengan kepribadiannya. Kurasa aku memang aneh. Bisa-bisanya aku menilai kepribadian seseorang yang tidak pernah kukenal, bukan benar-benar tak kenal, hanya sekedar tahu siapa dia, gerak-geriknya, sifatnya yang kulihat dari luar ,itu saja. aku belum sempat mengenalnya. Fath, dialah orang yang belum kukenal itu. Kali pertama aku melihatnya adalah saat aku mengikuti sebuah ekskul paling elite di sekolahku, saat itu Kami masih berstatus murid baru di SMA kami. Saat itu dia mampu menyikat habis pertanyaan yang diberikan oleh Pembina Ekskul tanpa menyisakan satu saja untuk yang lainnya, dan memang sepertinya saat itu tak ada yang mampu memecahkan soal tersebut. Sesuatu yang spektakuler kala itu pun terjadi. Fath muncul ke permukaan,memecahkannya dengan yakin,tenang dan terkesan santai. Ketika itulah aku melihat aura yang beda dalam sosok Fath.
Tingginya sekitar 165 cm, berat badannya cukup seimbang dengan tinggi badannya. Rambutnya hitam lurus dan selalu dipangkas cepak, kulitnya sawo matang khas Melayu, matanya yang sayu membuat pandangannya terkesan teduh. Dari sanalah aura keambisiusan terpancar. Jiwa pekerja keras sudah terlihat. Dialah Fath, setiap kedipan matanya, setiap simpul senyumnya, menyimpan berbagai hal. Sifat ambisius dan jiwa pekerja keras itu akhirnya membuahkan hasil. Posisinya di berbagai organisasi yang dia ikuti selalu baik. Tak jarang dia berada di jajaran atas di organisasi itu, dan itu artinya dia mampu melakukan sesuatu dengan baik. Meski begitu, dia sering terlihat sendiri, terkesan individual, dan terkadang seperti dijauhi teman-temannya. Dari itulah aku melihat lagi sesuatu dalam diri Fath. Terutama dalam senyumnya. Senyum ramah nan tulus yang di dalamnya terdapat suatu beban. Itulah Fath di tahun pertama ketika berada di SMA.
Kelas XI, kejayaan Fath mencapai puncak. Fath masuk program IA, di kelas unggulan pula. Kepandaiannya berorganisasi dan berbicara di depan umum hingga memikat semua warga sekolah dengan orasinya menjadikan dia terpilih sebagai Ketua OSIS, jabatan yang tak sembarangan orang dapat mendudukinya. Pada periode yang digawanginya itu, banyak tejadi pembaharuan di sekolah. OSIS cemerlang, prestasi Akademik pun tak mau kalah. Buktinya, tak jarang dia mewakili sekolah dalam berbagai event. Sempurna, itu kelihatannya. Tapi istilah no body’s perfect tetap berlaku. Aku tak pernah tahu ada apa di balik kesuksesannya.
Awal kelas XII, Fath dinobatkan sebagai Murid Teladan sekolah sekaligus Siswa berprestasi Tingkat Kota. Setelah Dia lengser dari OSIS, dia vakum dari segala kegiatan luar kelas. Mungkin dia fokus pada pelajaran, karena tak lama lagi Ujian Akhir akan digelar. Dan benar, kevakumannya membuahkan hasil. Nilai UAN-nya masuk jajaran The Big Five di sekolah, dia juga telah diterima di tiga Universitas terkenal sekaligus melalui jalur PMDK. Hebat.
Memasuki bangku Universitas, aku bingung, apakah ini sebuah kebetulan, keajaiban atau takdir? Fath masuk di Universitas yang sama denganku. Fakultas yang sama. Bedanya, dia bisa sedikit tenang karena masuk melalui jalur PMDK, sedang aku harus jungkir walik mengikuti SPMB. Jurusan yang kami ambil pun jelas beda. Fath mengambil Teknik Nuklir, sedang aku diterima di Teknik Kimia. Keadaan pun tak pernah berubah, kami tetap tak saling kenal seperti dulu. Meski begitu, entah mengapa aku masih selalu bisa mengamati segala sesuatu tentangnya. Tapi sungguh, aku tak bermaksud apa-apa. Semuanya mengalir begitu saja. Aneh memang.
Sepertinya, hoki Fath terletak di Organisasi, nyatanya dia semakin gencar saja ikut serta di berbagai organisasi. Meski gagal menduduki posisi Ketua BEM, dia berhasil merebut jabatan sebagai Sekretaris, dia aktivis setia Pers mahasiswa, Pecinta Alam dan sesekali di Teater. Di luar kampus pun dia masih sempat ikut sebuah LSM, Juga sebuah lembaga pengembangan bakat remaja. Malah sempat kudengar dia juga bekerja part time di sebuah Radio. Aku sampai heran, bisa-bisanya dia membagi waktu untuk semua itu di tengah kesibukan perkuliahan. Prestasinya pun makin cemerlang. Jika Kusebutkan satu per satu menurut sepengetahuanku mungkin tak akan cukup tempat, itu baru sepengetahuanku, belum lagi yang tak Kuketahui.
Memasuki semester akhir, ketika musim skripsi mencapai titik klimaks, kudengar dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan Program S2-nya ke Jerman. Saat itu pula dia telah direkrut oleh suatu perusahaan. Betapa bangganya Orang Tua Fath memiliki Putra seorang Fath, yang Shaleh, berotak Pentium tinggi, multi talent dan masih banyak lagi pesona yang dimiliki Fath. Tapi, dia tetaplah seorang manusia biasa, dia sama seperti kita, hamba Allah yang penuh keterbatasan, karena kesempurnaan hanya milik Allah.
Sesuai dengan namanya -Fath, yang berarti kemenangan- Kuharap suatu saat dia akan mendapatkan kemenangan itu. Yang jelas bukan saat ini, bukan di dunia ini. Fath Nur rasyid, si Shaleh nan cerdas itu telah mendahului kita menghadap Sang Khalik. Si Ambisius nan misterius itu tinggal kenangan. Fath telah pergi selamanya. Meninggalkan kenangan tersendiri bagi orang-orang yang mencintainya dan meninggalkan sejuta tanya untukku. Kepergiannya merupakan suatu kejutan untuk orang-orang di sekelilingnya. Sehari setelah diwisuda dan seminggu sebelum keberangkatannya ke Jerman. Saat itu dia bermaksud menghadiri pengajian yang diadakan LSM yang diikutinya. Namun naas, dalam perjalanan, motornya tertabrak truk. Ketika itulah, Fath memenuhi panggilanNya. Mungkin Fath memang belum meraih kemenangan di dunia ini, namun semoga kemenangan itu dapat diraih di sisiNya.

THE END
Desember 2007

My First Post

hello guys...
this is my first post in this blog.
i don't know what should i do here (what a fool i am! hahahaa, but... that's me.
ok... i will try to write something here.
something about myself...
something about my life...
something about my dreams...
something about my family...
something about my friends...
and... what else???
oh... i think it's not just about something, but it's about everything...
yeah! i think it is interested to write everything here...

About this blog

happy reading

Total Pageviews

Followers

About Me

Foto Saya
dianpra
Writing for Pleasure
Lihat profil lengkapku

thanks for visiting